Monday, May 26, 2008

BI Belum Akan Konsolidasikan Perbankan Syariah



Oleh ISM
22 Mei 2008

Bank Indonesia (BI) belum akan melakukan konsolidasi perbankan syariah sepanjang belum ada penambahan bank syariah di Indonesia. Pasalnya, hingga saat ini baru terdapat tiga bank syariah di Indonesia.

"Karena yang full bank syariah baru tiga, Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega Syariah, dan Bank Muamalat. Jadi kita belum konsolidasikan," ujar Deputi Gubernur BI Siti Fadjriah saat menghadiri pelantikan Boediono sebagai gubernur BI, di Gedung Mahkamah Agung, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (22/5/2008).

Menurutnya, konsolidasi baru bisa dilaksanakan jika perbankan yang sedang melakukan spin-off untuk dijadikan bank syariah segera terlaksana. Dengan demikian, jumlah bank syariah sudah bertambah.

NPF Turun Pembiyaan Konsumsi Meningkat
Rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) perbankan syariah secara tahunan menunjukkan penurunan. Per Maret 2008, NPF perbankan syariah tercatat 4,17 persen, menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,73 persen. Penurunan disebabkan oleh restrukturisasi hingga peningkatan pembiayaan yang dilakukan perbankan syariah.

Berdasarkan statistik perbankan syariah BI per Maret 2008, penurunan NPF tersebut terjadi pula pada Januari 2008, sebesar 4,18 persen dan Februari sebesar 4,16 persen. Sedangkan berdasarkan kolektibilitas pembiayaan, dari keseluruhan pembiayaan mencapai Rp29,629 triliun, NPF mencapai 4,17 persen atau setara dengan Rp1,236 triliun.

Rinciannya pembiayaan lancar sebesar Rp26,993 triliun dengan pangsa 91,1 persen, pembiayaan dalam perhatian khusus sebesar Rp1,399 triliun dengan pangsa 4,72 persen dan pembiayaan kurang lancar sebesar Rp268,966 triliun dengan pangsa 0,91 persen. Selain itu, pembiayaan diragukan sebesar Rp381,855 triliun dengan pangsa 1,29 persen dan macet sebesar Rp586,020 miliar dengan pangsa 1,98 persen.

Disisi lain, pembiayaan konsumsi syariah selama kuartal pertama 2008 memperlihatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 11,2 persen dibandingkan pembiayaan lainnya. Peningkatan ini disebabkan oleh inovasi produk (pembiayaan) yang semakin banyak dan kerjasama sesama bank syariah membiayai sektor konsumer.

Statistik perbankan syariah BI per Maret 2008 mencatat pembiayaan sektor konsumsi mencatat pertumbuhan (tertinggi) sebesar 11,2 persen dari Rp6,65 triliun pada Desember 2007 menjadi Rp7,40 triliun pada Maret 2008.

Pembiayaan sektor konsumsi tetap tinggi sejak Januari 2008 sebesar Rp6,07 triliun dan Februari sebesar Rp6,81 triliun. Pembiayaan modal kerja mengalami pertumbuhan sebesar 8,48 persen dari Rp15,09 triliun menjadi Rp16,36 triliun.

Sejak awal Januari 2008, pembiayaan mencapai Rp15,59 triliun dan Februari sebesar Rp15,92 triliun. Sedangkan pembiayaan sektor investasi mencatat pertumbuhan 4,07 persen dari Rp5,64 triliun menjadi Rp5,87 triliun. Pada Januari 2008 pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp5,44 triliun dan Februari mencapai Rp5,69 triliun. (Niriah.com)

No comments:

Post a Comment